Senin, 30 Maret 2015

Waspadai dan Atasi Limfoma Sejak Dini


     Maraknya pemberitaan tentang "Limfoma" akhir-akhir ini membuat banyak orang menjadi penasaran, apa yang dimaksud dengan Limfoma? Apakah penyakit tersebut berbahaya? Adakah cara mengatasinya?

     Bagi kalian yang memiliki aktivitas dan jadwal yang padat, disarankan untuk tidak melupakan kesehatan. Sesibuk apapun anda saat ini, anda tetap harus meluangkan waktu untuk ;lebih memperhatikan kondisi tubuh anda.

Apa itu limfoma?
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah kanker ganas yang berkaitan dengan sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan bertugas dalam membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.
Gejala utamanya adalah pembengkakan pada leher, ketiak atau pangkal paha, demam, berkeringat di malam hari, dsb.

Apakah limfoma berbahaya?
Pada dasarnya, setiap penyakit yang terdeteksi sejak dini memiliki peluang kesembuhan yang lebih besar. Rata-rata pasien limfoma dengan stadium awal memiliki peluang kesembuhan yang amat tinggi. Sedangkan pada pasien limfoma dengan stadium lanjut, dikarenakan adanya penyebaran kanker ke organ lain, kondisi fisik tubuh pasien yang lemah, dll menyebabkan pengobatan menjadi lebih rumit dan membutuhkan proses yang lebih panjang.

Adakah cara mengatasi limfoma?
Hingga saat ini, khususnya Indonesia, sebagian besar metode pengobatan kanker dan tumor berupa operasi, kemoterapi dan radioterapi. Metode operasi kurang efektif diterapkan pada pasien limfoma, karena kelenjar getah bening meliputi seluruh tubuh, dan metode operasi tidak bisa membersihkan keseluruhannya. Walaupun pada beberapa kasus dapat dilakukan tindakan operasi, tetapi indikasinya masih memiliki keterbatasan yang besar dan mudah terjadi kekambuhan pasca operasi. Sedangkan radioterapi dan kemoterapi, kedua metode ini dapat menimbulkan efek samping yang besar, yang tidak semua pasien dapat menerima efek samping ini.

Lalu bagaimana caranya?
Menurut pengalaman dan pengetahuan kami mengenai kanker beserta metode pengobatannya, berikut metode pengobatan yang termasuk efektif dalam menangani limfoma. Metode-metode ini pun diterapkan pada pasien-pasien limfoma di rumah sakit kami, dan membuahkan hasil yang maksimal :
1. Intervensi
Metode ini hanya memerlukan 1-2mm luka sayatan. Di bawah panduan alat pencitraan, dokter akan memasukkan kateter dan peralatan mikro lainnya sampai ke pusat lesi melalui pembuluh darah. Dengan menggunakan embolisasi yang unik untuk menyumbat pembuluh darah, mengkombinasikan obat anti kanker dan zat penyumbat, yang dimasukkan bersamaan melalui pembuluh arteri, menghambat aliran darah ke tumor, sehingga konsentrasi obat di bagian tumor sangat tinggi, dan kemudian menyebabkan jaringan tumor “mati kelaparan”. Cocok diterapkan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi atau pasien stadium lanjut yang telah kehilangan kesempatan untuk operasi.

Intervensi dilakukan di bawah panduan alat pencitraan


2. Penanaman Biji Partikel
Dilakukan di bawah panduan alat pencitraan, dengan menanamkan partikel beradiasi yang dapat mematikan sel tumor ke pusat tumor. Melalui radiasi radiasi kecil yang terus menerus dipancarkan oleh partikel, radiasi jarak pendek berperan sebagai radioterapi internal, metode ini dapat mencapai hasil pengobatan yang sama seperti operasi. Pada pasien kanker stadium lanjut, metode ini dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup, sehingga pasien terhindar dari rasa sakit. Sedangkan pada pasien stadium awal atau menengah, metode ini dapat dijadikan sebagai pengobatan yang menyeluruh.

Penanaman Biji Partikel

     Sebagai kelompok yang berkecimpung dan peduli terhadap kanker, kami menghimbau kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia untuk terus memperhatikan kesehatan. Jangan sepelekan keluhan sekecil apapun yang anda alami. Lakukan pemeriksaan dan konsultasikan ke ahlinya. Saran kami :

Percayalah pada metode pengobatan medis. 

Jika anda memiliki pertanyaan seputar kanker atau keluhan yang anda alami, anda dapat menghubungi kami di link berikut : Konsultasi Online Modern Cancer Hospital Guangzhou

Kami ada untuk membantu anda!

Konsultan Modern Cancer Hospital Guangzhou 2015

3 Makanan Anti Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal atau usus besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Para ahli menerangkan bahwa dengan membuat perubahan gaya hidup dapat mencegah sekitar 70 persen berkembangnya kanker usus besar.

Untuk melindungi diri Anda dari ancaman kanker tersebut, sudah saatnya Anda membuat rencana dan program diet yang tepat, khususnya dengan mengonsumsi beberapa makanan berikut, yang dipercaya menjadi musuh utama kanker kolon :
1. Bawang putih dan bawang merah
Bawang putih mungkin tidak dapat melindungi Anda dari vampir, tetapi bisa membantu mengusir kanker usus besar. Baik bawang putih dan bawang merah mengandung sulfida, yang membantu untuk membersihkan zat karsinogen dan sel kanker. Riset menunjukkan, wanita yang mengkonsumsi 1-2 siung bawang putih per minggu memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker usus besar ketimbang wanita yang jarang makan bawang putih.
Dan menurut sebuah studi yang meneliti konsumsi buah dan sayur di antara lebih dari 650 orang di Australia Selatan menunjukkan bahwa peserta yang sering makan bawang risiko mengidap kanker kolon berkurang menjadi 52 persen. Makan beberapa siung bawang putih dan sekitar setengah cangkir (125 mL) bawang setidaknya beberapa kali seminggu dapat membantu menurunkan risiko kanker Anda.

2. Kacang, lentil, kacang polong dan makanan lain tinggi kadar folat
Perbanyak makanan seperti yang telah disebutkan di atas jika salah satu anggota keluarga Anda mengidap kanker kolorektal. Selain kaya dengan serat, makanan tersebut juga tinggi kandungan folat, vitamin B yang melindungi sel DNA dari kerusakan. Menurut sebuah studi dari Harvard University melibatkan hampir 89.000 wanita diketahui bahwa mereka - yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal - yang mengonsumsi lebih dari 400 mcg (mikrogram) folat setiap hari, berisiko 52 persen lebih rendah mengidap kanker kolorektal ketimbang wanita yang mengkonsumsi hanya 200 mcg folat sehari . Anda bisa mendapatkan sekitar 100 sampai 150 mcg hanya dengan makan secangkir buncis atau bayam matang. Satu buah jeruk berukuran sedang juga mengandung sekitar 50 mcg.

3. Kunyit
Kunyit adalah jenis rempah-rempah yang cukup banyak dikenal dan sering digunakan sebagai bumbu masakan. Warna kuning alami dalam kunyit yang disebut curcumin, dipercaya sebagai agen anti kanker dan memiliki efek anti-inflamasi (meredam peradangan yang yang dianggap berkontribusi untuk pertumbuhan tumor). Curcumin juga dapat membantu membersihkan karsinogen dalam tubuh sebelum merusak sel DNA dan membantu memperbaiki kerusakan sudah terjadi.

Penelitian di laboratorium menunjukkan rempah-rempah ini juga membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Tidak ada rekomendasi yang dianjurkan, namun Anda hanya perlu untuk menggunakannya lebih sering dalam campuran masakan Anda.

Pahami lebih lanjut, klik

Minggu, 29 Maret 2015

KENALI GEJALA LIMFOMA DARI SEKARANG

Berkaitan dengan maraknya pemberitaan tentang kanker kelenjar getah bening atau limfoma yang sempat diderita oleh artis Olga Syahputra, ada baiknya kita sebagai masyarakat awam lebih waspada dan memperhatikan gejala-gejala yang muncul.
1. Hodgkin's : Merupakan jenis limfoma yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan limpa tanpa disertai rasa sakit. 
Berikut adalah gejala-gejala terkena kanker getah bening jenis Hodgkin's:
• Pembengkakan menyeluruh kelenjar getah bening pada tubuh meliputi Leher, ketiak, dan lipat paha (tidak terasa nyeri).
• Demam, berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan, dan berat badan turun.
Semakin berkembang, sel-sel abnormal akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya dan mulai menyerang organ lain.

2. Non-Hodgkin : Merupakan kanker ganas yang berasal dari limfonodus dan jaringan limfa lainnya. Gejala-gejala kanker getah bening jenis Non-Hodgkin:
• Pembesaran kelenjar getah bening.
• Pembesaran limfonodus di leher dan sekitarnya menjadi kemerahan.
• Limfoma yang berkembang menunjukkan gejala demam, berkeringat pada malam hari, lelah, dan berat badan menurun.

Jika anda menemukan gejala-gejala di bawah ini terjadi pada anda dan keluarga anda, segeralah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit setempat. Jangan sampai terlambat! Semakin cepat terdeteksi dan diobati, semakin besar peluang kesembuhannya!

Jumat, 27 Maret 2015

Limfoma Merenggut Olga Syahputra dari Dunia Entertainment Indonesia


Kabar duka kembali menghampiri dunia hiburan Tanah Air.  
Artis Olga Syahputra dikabarkan meninggal dunia di salah satu RS di Singapura pada Jumat (27/3/2015). Kabar meninggalnya Olga Syahputra ini membawa duka yang mendalam bagi keluarga, sahabat-sahabat dan para fansnya, Bagaimana tidak, sempat beredar jika kondisi Olga sudah membaik. Karena kesibukannya yang semakin padat di dunia hiburan, membuatnya melupakan kesehatannya. Akhirnya sekitar awal tahun 2013 Olga dikabarkan menderita penyakit meningitis, dan pada April 2014 Olga dinyatakan menderita kanker kelenjar getah bening (Limfoma) stadium 4. Sejak itulah akhirnya Olga menjalani perawatan intensif di salah satu RS di Singapura.

Apa itu limfoma?
Limfoma adalah sejenis tumor ganas yang berasal dari kelenjar getah bening atau kelenjar organ lainnya. Sampai saat ini data yang terkumpul menunjukkan, di dunia rata-rata setiap 9 menit terdapat 1 kasus baru limfoma, dan penyakit ini semakin banyak menyerang kalangan muda usia 20-40 tahun. Organ limfosit yang sedang dalam masa aktif pada usia tersebut dan tingginya sensitivitas organ limfosit, membuat anak muda menjadi kelompok yang rawan terkena limfoma. Saat ini, sebagian besar pengobatan limfoma hanya terbatas pada operasi dan kemoterapi, dimana sebenarnya tindakan operasi dan kemoterapi kurang cocok diterapkan pada penyakit jenis ini, karena hanya akan menimbulkan efek samping kepada pasien.
Ahli Modern Cancer Hospital Guangzhou menuturkan, pengobatan limfoma tidak boleh hanya fokus pada satu bagian lokal tertentu atau satu metode pengobatan, tetapi harus didasarkan pada kondisi pasien. Dengan menggabungkan berbagai metode pengobatan akan dicapai hasil yang lebih baik.


Pengobatan apa yang cocok untuk penderita Limfoma? Ya! Salah satunya adalah Metode Intervensi
Intervensi adalah pengobatan minimal invasif yang merupakan gabungan antara berbagai teknologi canggih modern. Di bawah panduan peralatan pencitraan medis, dokter akan memasukan alat semacam kateter khusus, dan peralatan canggih lainnya ke dalam tubuh pasien, untuk melakukan pendiagnosaan dan pengobatan lokal.  Bagaimana intervensi bisa membunuh tumor? Selain Intervensi, metode tanpa operasi apa lagi yang bisa digunakan untuk pengobatan Limfoma?


Sharing Pejuang Kanker & Konsultasi Kanker Gratis di Bali


The First ASEAN Academic Forum on Minimally Invasive Therapy for Tumor Treatment
New Anticancer Technology Release and Sharing Seminar of Anticancer Warriors 
Bali, Indonesia

Detail Acara :
Tanggal : 11-12 April 2015

Waktu :
11 April 2015 (Sesi Akademik pk 08:30-12:00 ; Sesi Diskusi Para Ahli pk 14:00-18:00)
12 April 2015 (Sesi Sharing Pejuang Kanker pk 08:30-12:00 ; Sesi Konsultasi pk 14:00-18:00)

Tempat : Hotel Ayodya Resort Bali

Pembicara : Prof. Peng Xiaochi, Prof. Li Xiaoshi, Prof. Zhang Feng

Tema : Para Pakar Onkologi Membahas Pengobatan Kanker Baru Teknologi Minimal Invasif dan Sharing Kesaksian Para Pejuang Kanker

Penyelenggara : The First ASEAN Academic Forum on Minimally Invasive Therapy for Tumor Treatment dan Modern Cancer Hospital Guangzhou

Bawa hasil pemeriksaan pasien dan konsultasikan secara langsung dengan Ahli Onkologi kami dari Guangzhou !

Pendaftaran via Telp/ SMS/ Whatsapp :
081297897859
081286165200
081381837924
085211194878
087886640740
087771114643

BBM :
7D4CC79A
7D906111
53558243
7DCDB770
53A8823A
7D692959

Seiring dengan perkembangan teknologi pengobatan komprehensif minimal invasif yang dilakukan di bawah panduan alat pencitraan, teknologi pengobatan tumor mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Metode pengobatan tumor tidak hanya terbatas pada operasi, kemoterapi dan radioterapi, menjadi lebih manusiawi, rasional, individual dan konstruktif. Terapi multidisiplin diharapkan dapat menjadi arah utama pengobatan kanker di masa depan. Untuk memicu perkembangan kesehatan dalam Terapi Minimal Invasif dalam pengobatan tumor, dan membuat lebih banyak pasien kanker asal ASEAN merasakan kelebihan metode ini, anggota ASEAN Academic Forum on Minimally Invasive Therapy for Tumor dan Modern Cancer Hospital Guangzhou bekerja sama mengadakan ASEAN Academic Forum on Minimally Invasive Therapy for Tumor di Bali pada tanggal 11-12 April 2015. Acara ini meliputi diskusi akademik dan sesi sharing Pejuang Anti Kanker, dengan tujuan untuk memberikan harapan pengobatan kanker bagi lebih banyak pasien.

Pada acara ini, pembicara berwenang dari Pengobatan Minimal Invasif untuk Tumor di China – Peng Xiao Chi, Dokter Penanggung Jawab bagian Onkologi di Modern Cancer Hospital Guangzhou – dr. Li Xiao Shi, serta Ahli Onkologi spesialis kanker kepala dan leher dari Rumah Sakit Sun Yat Sen China – Zhang Feng akan menghadiri acara ini. Mereka akan secara langsung meresmikan teknologi pengobatan kanker terbaru, termasuk Penanaman Biji Partikel Kombinasi Kemoradioterapi, Sel Imun Anti-Tumor Multi-Target, Terapi Ozon dan lain-lain, memberikan pilihan yang lebih banyak kepada pasien dan membawa harapan baru bagi mereka. Dalam acara ini juga akan hadir puluhan para pejuang kanker dari Indonesia, membagikan pengalaman mereka melawan kanker untuk memberikan harapan bagi sesama pasien kanker.

Mari melawan kanker besama kami!

Untuk info lebih lanjut, klik di:
http://www.asiancancer.com/indonesian/about-news/activities/4144.html?utm_source=ja&utm_medium=paid&utm_term=fb&utm_content=tz&utm_campaign=J050411

Kamis, 26 Maret 2015

Kanker Bukan Menjadi Penghalang Hidupku

KANKER bukan jadi penghalang hidup. Aku wajib sembuh demi orang yang menyayangiku dan aku sayang’’. rangkaian kata-kata itu digoreskan diatas kertas putih seorang gadis bernama Angelina Tivani Natalia. Siswi SMA St Carolus, Surabaya, tersebut tidak bisa berbicara sejak lidahnya terkena kanker ganas.

Dia hanya bisa menggerakkan tangan halusnya sebagai bahasa isyarat. Untuk mengungkapkan keinginannya, Natalia menulis di atas kertas atau di smartphone-nya. Ini merupakan mimpi buruk bagi Nitalia, siapa yang menyangka gadis cantik belia ini divonis kanker lidah pada usia 17 tahun.  Natalia divonis kanker lidah pada bulan September 2014. Adapun kanker lidah dikenal sebagai salah satu kanker terganas yang penyebarannya sangat cepat. Entah apa penyebab Natalia terkena kanker lidah, pada faktanya tidak memiliki riwayat kanker di keluarganya dan tidak terpicu oleh luka di lidah. Ia juga tidak merokok maupun minum minuman keras yang biasanya adalah pemicu umum kanker lidah.

Sang dokter menyebut Natalia terkena kanker stadium II. Tidak mau menyerah, sang ibu Endang membawa Natalia ke Singapura. Namun, Tim dokter di sana justru menyebut sudah stadium IV. Natalia tidak mau dioperasi. Sang ibunda lalu membawanya ke Jakarta untuk mencari pengobatan herbal. ”Sempat kempis. Tapi, belakangan malah bengkak sampai bleeding (pendarahan). Langsung ke rumah sakit lagi,” ucapnya.

Sejak kejadian kelam tersebut, Natalia tidak bisa bersekolah. Dokter khawatir dia mengalami pendarahan mendadak. Pada Januari Natalia menjalani operasi. Sehari sebelum operasi, darah segar terus mengalir dari mulutnya. Saat operasi, tenggorokannya dibolongi untuk tindakan trakeostomi yang bertujuan melancarkan jalan napas. Untuk mencegah kanker terus menjalar, satu-satunya jalan adalah memotong lidah Natalia. Namun, tindakan pemotongan tidak dilakukan saat itu juga. Operasi pertama tersebut dilakukan untuk menjahit pembuluh darah lidah di bagian kanan yang lubang. Setelah operasi, Natalia menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi. Pemotongan lidah dilakukan setelah melihat hasil kemoterapi dan radiasi. 

Kisah Natalia membuat kita harus semakin waspada bahwa kanker bisa sewaktu-waktu datang pada diri kita yang sebelumnya kita merasa sehat pada diri kita. Maka dari itu, ahli Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, bila mengalami gejala yang tidak biasa, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti (CT-scan, test darah, MRI, dsb). Semakin dini melakukan pengobatan, semakin besar kesembuhan yang di dapat. 

Apa yang menjadi penyebab kanker lidah ? Metode diagnosa apa saja untuk mendeteksi kanker lidah ? 








Kanker Payudara pada Pria ? Sangat mungkin !

Kanker payudara pada laki-laki bisa saja terjadi, meskipun umumnya terjadi pada wanita. Kanker ini paling umum terjadi pada usia tua. Laki...