Jengkol dalam bahasa ilmiahnya Archidendron pauciflorum atau Pithecellobium jiringa, yang merupakan tanaman khas di bagian Asia Tenggara. Buahnya cukup digemari di Thailand, Indonesia, dan Malaysia sebagai bahan makanan.
Jengkol termasuk dalam tanaman polong-polongan atau Fabaceae. Bentuk buahnya berupa polong dengan kulit buah hitam, pipih spiral. Di bagian dalam kulit biji jengkol dilapisi kulit ari tipis coklat. Jengkol menyebabkan bau tidak sedap saat buang air kecil atau bau mulut setelah dikonsumsi atau setelah proses metabolisme, terlebih lagi apabila dimakan sebagai lalap tanpa diolah sebagai masakan.
Jengkol sendiri memang banyak orang tidak suka hanya karena baunya. Akan tetapi, bai sebagian orang yang gemar dengan olahan makanan ini, tidak peduli dengan baunya. Di Indonesia sendiri khususnya di daerah Jawa Barat banyak sekali penjual semur jengkol yang biasanya disajikan bersama nasi uduk. Sebenarnya bau tidak sedap dari jengkol bisa dihilangkan atau setidaknya diminimalisir dengan cara pengolahan jengkol yang benar.
Jika kita telusuri lebih jauh tentang jengkol di luar baunya yang khas itu, nyatanya jengkol memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Berdasarkan penelitian dari Institut ilmu kesehatan dan Biosains dari Swedia ternyata Jengkol yang sangat menyengat baunya ini merupakan obat alami yang terbukti bisa melawan semua jenis sel kanker! Baunya yang kuat membuktikan dia memiliki spektrum antrimikroba yang efektif melawan infeksi bakteri, jamur, dan parasit maupun cacing. Jengkol juga mengandung senyawa yang lebih baik dari adriamycin (obat kemoterapi). Hebatnya, ekstrak jengkol menghancurkan sel ganas dan tetap memelihara sel sehat.
Lalu apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah kanker terjadi ? cari tahu lebih lanjut di Modern Cancer Hospital Guangzhou
Tidak ada komentar:
Posting Komentar